Senin, 26 November 2018

SMAN 1 KEPANJEN ditunjuk USAID sebagai sekolah percontohan

SMAN 1 Kepanjen berhasil menjadi sekolah model United States Agency for International Develompment (USAID) di Indonesia. Sekolah ini merupakan salah satu dari tiga sekolah yang ditunjuk USAID sebagai percontohan sekolah model bersama SMA Negeri 13 Jakarta dan SMA Kornita Bogor.
“SMA Negeri 1 Kepanjen merupakan salah satu sekolah yang memiliki komitmen yang tinggi dalam pendidikan, ditambah lagi kepala sekolah juga menyambut dengan baik kerjasama program ini,” ucap Rebecca Johnson, wakil USAID dari Columbia University yang didampingi Prof. Dr. Arif Hidayat, M.Si. yang merupakan Ketua Tim Pendamping dari fakultas MIPA Universitas Negeri Malang (UM), saat kunjungannya ke SMAN 1 Kepanjen Rabu (13/5) kemarin.
Menurutnya kerjasama program ini untuk membentuk sekolah model atau percontohan di Indonesia yang sasarannya sekolah di pusat dan daerah. Program yang dimulai sejak November 2014 dan akan berakhir pada Oktober 2015 ini akan diperpanjang guna memperluas cakupan sekolah yang menerima manfaat dari program kejasama USAID ini.
Wanita kelahiran Montana USA ini sangat senang terhadap Kepala SMA Negeri 1 Kepanjen Drs. H. Maskuri, yang selalu tertarik mencari cara baru untuk meningkatkan pendidikan. “SMA Negeri 1 Kepanjen berhasil menjawab harapan Rebecca dengan berbagai prestasi yang diraih. Sebut saja dari hasil Ujian Nasional SMA yang baru saja keluar, siswa SMA Negeri 1 Kepanjen berhasil memperoleh nilai tertinggi se-Kabupaten Malang di mata pelajaran IPA dan IPS,” ungkap Rebecca.
Olimpiade Sains tingkat Provinsi Jatim juga berhasil diraih SMAN 1 Kepanjen, beberapa waktu lalu siswanya juga sampai ke Jerman sebagai hadiah menempati juara 2 lomba Bahasa Jerman tingkat Nasional. Kepala SMA Negeri 1 Kepanjen, H. Maskuri menambahkan jika program ini dimaksudkan untuk mendukung kurikulum 2013.
“Di sini guru-guru membutuhkan pengkondisian, support dan reward. Untuk itu program USAID memegang posisi strategis,” ujarnya. Namun terdapat kesulitan dari implementasi program ini terletak pada kurangnya dana dari sekolah. Maka dari itu tahun ini SMA Negeri 1 Kepanjen mendapat bantuan dari USAID sebesar 75 juta untuk pengembangan kualitas pembelajaran STEM (Science, Tecnology, Engineering, Mathematic) dan memanfaatkan penggunaan FABLAB dalam pembelajaran.
“Harapannya guru-guru di sekolah ini mampu menjadi sebuah tim inti yang nanti akan mengimbaskan dan membangun sebuah kondisi baru sebagaimana pembelajaran yang dikehendari kurikulum 2013,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar