Program belajar mengajar jarak jauh ini akan menggunakan sistem online. Siswa dibekali dengan tablet serta pulsa gratis oleh pemerintah.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kepanjen Maskuri menuturkan, pihaknya menyediakan kuota 200 siswa untuk mengikuti program ini. Semua peserta akan dibebaskan biaya pendaftaran maupun sumbangan.
Karena untuk penyelenggaraan program ini, sekolahnya hanya mendapatkan kucuran anggaran sebesar Rp 600 juta, dengan rincian Rp 400 juta untuk operasional dan Rp 200 juta digunakan sebagai penyedia infratruktur seperti mendirikan Tempat Kegiatan Belajar (TKB). "Jika diluar pagu, akan mengeluarkan biaya sendiri," tegasnya.
Maskuri mengungkapkan, siswa menjadi peserta tidak perlu hadir ke sekolah. Kecuali akan menghadapi ujian semester dan akhir semester, selama proses belajar siswa juga didampingi tutor. "Rencananya, ada beberapa tempat dijadikan lokasi TKB, yakni Tumpang, Turen, Bululawang, Talanagung, Arjosari, Gondanglegi, Pakis, dan Curungrejo di Kepanjen.
"Jadi setiap siswa bisa memanfaatkan tempat tersebut, tidak perlu harus kesini (SMA Kepanjen,red)," ungkapnya.
Ditambahkan, model pembelajaran sendiri akan berbeda dengan proses belajar mengajar reguler. Karena siswa bisa menggunakan tablet sebagai perangkat belajar.
Tetapi jangan salah, lanjut dia, program ini akan penuh mendapatkan pengawasan. Sebab, semua kegiatan siswa akan terpantau oleh rekaman server, bahkan kecanggihan tablet yang diberikan mampu mendeteksi penggunanya.
"Karena itu jangan pernah disalahgunakan. Jika diketemukan, maka sanksinya bisa dikeluarkan. Ada syarat lain sebenarnya, siswa mengikuti program ini juga wajib membekali diri dengan paham IT," sambung dia.
Dia mengaku, telah ada sebanyak 51 pengajar untuk SMA terbuka ini, mereka direkrut dari sekolah di Kabupaten Malang. Ada beberapa diantaranya sudah mendapatkan pelatihan khusus dari Kemendiknas sebagai tutor.
"Meski dibuat secara online, ada kemungkinan mereka untuk bertemu, mengevaluasi sistem belajar mengajarnya. Nanti ijazah yang diterima akan sama dengan reguler, karena proses yang diterapkan sama dengan pendidikan pada umumnya," aku Maskuri.
Sementara Bupati Malang Rendra Kresna menuturkan, sekolah terbuka online akan bisa menekan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa jenjang SMA sederajat.
Karena fakta yang terjadi, kata Rendra, masih rendahnya APK SMA sederajat terjadi karena beberapa hal. Misalnya, karena jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa, keluarga, sampai dengan siswa yang menekuni kegiatan tertentu seperti olahraga, kesenian, dan beragam kegiatan lainnya.
"Program ini sangat memiliki manfaat besar bagi pemerintah maupun masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Karena selama ini masih banyak kendala siswa untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Seperti persoalan jarak dan terbenturnya dengan kegiatan lain," tutur Rendra terpisah.
0 komentar:
Posting Komentar