Senin, 26 November 2018

Siswa SMAN 1 KEPANJEN raih medali emas di korea

Anton Hendra Kusuma, pemuda asal Desa Kromengan, Kabupaten Malang berhasil meraih medali emas dalam kejuaraan Expo Science Asia 2018 di Korea Selatan. Kejuaraan yang berlangsung pada tanggal 17-23 Oktober 2018 lalu tersebut diselenggarakan oleh Inha Hwang.
Expo Science Asia 2018 diikuti oleh berbagai macam negara. Masing-masing perwakilan negara menunjukkan temuan mereka. Bagi yang mendapat perhatian tinggi, peserta akan mendapatkan medali emas. Salah satunya adalah Anton.
Awalnya Anton mengikuti kegiatan di Korea Selatan itu ketika dia mendapat bimbingan dan informasi dari gurunya di sekolah. Siswa kelas XII MIPA 7 SMA N 1 Kepanjen itu  kemudian membuat alat sejak Januari 2018 lalu. Sebelum mengikuti kejuaraan tersebut, dia harus mengikuti seleksi tingkat nasional terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lolos, dia pun diberangkatkan ke Korea Selatan.
Seperti yang dilansir dari laman Tribunjatim.com, Anton membuat sebuah alat yang terinspirasi dari tumbuhan Putri Malu pada saat kejuaraan itu berlangsung. Alat yang diciptakannya sangat bermanfaat untuk tanda awal ketika ada peristiwa bencana alam tornado. Anton menamai alat itu dengan Tornado Detector System.
“Saya meneliti analogi Putri Malu. Ketika disentuh daunnya kan mengatup. Lalu saya implementasikan analogi itu ke konsep alat Tornado Detector System,” ujar Anton.
Keitka dipamerkan, alat itu sangat menarik perhatian para juri dan tamu yang hadir. Anton menjelaskan cara kerja dari alatnya. Alat itu berguna untuk mendeteksi kecepatan angin yang datang. Ketika angin datang dengan kecepatan tinggi, maka secara otomatis detektor akan menutup. Hal itu menandakan adanya potensi terjadinya tornado.
“Dapat mengatup ketika terkena kecepatan angin bahaya, layaknya Putri Malu,” tegasnya.
Di samping itu, alat itu juga memaksimalkan konsep aerodinamik. Alatnya itu bahkan dikomentari ketua The International Movement for Leisure Activities in Science and Technology. Menurutnya alat tersebut bisa dikembangkan untuk kemajuan negara Indonesia.
Anton berharap, pengembangan alatnya nanti bisa dimanfaatkan menjadi PLTA. Jadi alatnya itu tidak sekadar untuk mendeteksi tornado semata.
“Keunikan dari alat saya karena analisa dan kedalaman penlitian. Selain itu juga kemampuan presentasi dalam bahasa inggris,” jelas Anton.
Anton berterima kasih terhadap semua pihak yang selama ini telah mendukungnya, terkhusus adalah kedua orangtuanya yang telah bekerja keras mengantarkan dia menjadi anak yang sukses.
Anton juga ingin, prestasi-prestasi dari anak negeri di kancah internasional bisa lebih banyak lagi ke depannya.

0 komentar:

Posting Komentar