Sabtu, 01 Desember 2018

Selasa, 27 November 2018

BERITA

continue reading BERITA

SMAN 1 Kepanjen Juara Drumband Kapolda Jatim Cup 2018

Malang (beritajatim.com)--Duta BSSB SMAN 1 Kepanjen dari Polres Malang yang juga rekomendasi Persatuan Drumband Indonesia (PDBI) Kabupaten Malang, akhirnya keluar sebagai Juara Umum Drumband Kapolda Cup 2018.

Drumband SMAN 1 Kepanjen binaan Polres Malang ini, mampu mengukir prestasi dengan menyabet 8 gelar di ajang Drumband Kapolda Jatim Cup 2018 dari jenis Drumb Corp atau Marching Band. 

Bertempat di GOR Sidoarjo, lomba Drumband Kapolda Jatim Cup 2018 ini digelar selama 2 hari, mulai Jumat (11/5/2018) hingga Sabtu (12/5/2018) dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-72.

Keluar sebagai Juara 1 di Kelas Favorit Marching Band, Duta Drumband SMAN 1 Kepanjen yang kerap berlatih di Mapolres Malang setiap sore hari tersebut, keluar sebagai juara umum dan berhak memboyong piala bergilir dan sejumlah penghargaan lainnya.

Dalam lomba Drumband tahun ini, masing-masing Polres se-Jawa Timur mengirimkan perwakilan. Jenis divisi yang dilombakan dalam Drumband Piala Kapolda Jatim Cup tahun ini antara lain divisi yunior untuk SD, TK dan PAUD. Lalu divisi senior tingkat SMP, SMA dan Madrasah Aliyah (MA). Serta drum corp atau marching band untuk tingkat SMA, perguruan tinggi dan umum. 

Wakapolres Malang Kompol Decki Hermansyah, selaku Pembina Marching Band SMAN 1 Kepanjen, mengatakan, Polres Malang bersama pengurus PDBI persatuan Drum Band Indonesia KabupatenMalang menunjuk BSSB SMAN 1 Kepanjen sebagai duta dalam lomba jenis marching band atau drum corp. 

Mereka bersaing dengan duta drumband dari Polres se Jawa Timur. Di antaranya Polresta Sidoarjo, Tuban, Blitar, Tulungagung, dan beberapa Polres lainnya. 

“Alhamdulillah, duta BSSB SMAN 1 Kepanjen dari Polres Malang dan juga rekomendasi PDBI Kabupaten Malang mampu mengukir prestasi dengan menyabet 8 delapan gelar di ajang Drumband Kapolda Cup 2018 dari jenis drumb corp atau marching band. Jenis ini adalah kelas favorit dan berhasil menyabet juara 1,” ungkap Kompol Decki.

“Sukses untuk kebersamaan tim marching band beserta pengurus PDBI Kabupaten Malang. Kami mewakili Polres Malang berpesan, pertahankan prestasi ini,” tambah Decki.

Ia melanjutkan, tahun depan harus tampil lebih baik dari sebelumnya. “Insya Allah tahun depan kita datang lagi dengan tim yang kuat, saat ini adik-adik masih kelas 10, maka tahun depan harus siap dan tampil lebih gemilang lagi,” harap Kompol Decki.
continue reading SMAN 1 Kepanjen Juara Drumband Kapolda Jatim Cup 2018

SMAN 1 KEPANJEN ditunjuk sebagai penyedia sekolah terbuka via online

SMA Negeri 1 Kepanjen menjadi salah satu sekolah penyedia belajar jarak jauh bagi siswa lulusan SMP. Ini merupakan satu-satunya di Jawa Timur yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan (Kemendik), selain SMA Negeri 1 Kepanjen di Kabupaten Malang, SMA Terbuka Jarak Jauh (SMATJJ) juga ada di lima daerah lainnya, yakni Papua, Sorong, Raja Ampat, dan Bandung.

Program belajar mengajar jarak jauh ini akan menggunakan sistem online. Siswa dibekali dengan tablet serta pulsa gratis oleh pemerintah.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kepanjen Maskuri menuturkan, pihaknya menyediakan kuota 200 siswa untuk mengikuti program ini. Semua peserta akan dibebaskan biaya pendaftaran maupun sumbangan.

"Setiap siswa bahkan diberi pulsa gratis oleh provider yang bekerjasama, tablet, dan uang saku," jelas Maskuri kepada detik.com, Sabtu (18/6/2016). Dia menyebutkan, kuota bisa bertambah, tetapi peserta diluar pagu akan mengeluarkan biaya secara mandiri.

Karena untuk penyelenggaraan program ini, sekolahnya hanya mendapatkan kucuran anggaran sebesar Rp 600 juta, dengan rincian Rp 400 juta untuk operasional dan Rp 200 juta digunakan sebagai penyedia infratruktur seperti mendirikan Tempat Kegiatan Belajar (TKB). "Jika diluar pagu, akan mengeluarkan biaya sendiri," tegasnya.

Maskuri mengungkapkan, siswa menjadi peserta tidak perlu hadir ke sekolah. Kecuali akan menghadapi ujian semester dan akhir semester, selama proses belajar siswa juga didampingi tutor. "Rencananya, ada beberapa tempat dijadikan lokasi TKB, yakni Tumpang, Turen, Bululawang, Talanagung, Arjosari, Gondanglegi, Pakis, dan Curungrejo di Kepanjen.

"Jadi setiap siswa bisa memanfaatkan tempat tersebut, tidak perlu harus kesini (SMA Kepanjen,red)," ungkapnya.

Ditambahkan, model pembelajaran sendiri akan berbeda dengan proses belajar mengajar reguler. Karena siswa bisa menggunakan tablet sebagai perangkat belajar.

Tetapi jangan salah, lanjut dia, program ini akan penuh mendapatkan pengawasan. Sebab, semua kegiatan siswa akan terpantau oleh rekaman server, bahkan kecanggihan tablet yang diberikan mampu mendeteksi penggunanya.

"Karena itu jangan pernah disalahgunakan. Jika diketemukan, maka sanksinya bisa dikeluarkan. Ada syarat lain sebenarnya, siswa mengikuti program ini juga wajib membekali diri dengan paham IT," sambung dia.

Dia mengaku, telah ada sebanyak 51 pengajar untuk SMA terbuka ini, mereka direkrut dari sekolah di Kabupaten Malang. Ada beberapa diantaranya sudah mendapatkan pelatihan khusus dari Kemendiknas sebagai tutor.

"Meski dibuat secara online, ada kemungkinan mereka untuk bertemu, mengevaluasi sistem belajar mengajarnya. Nanti ijazah yang diterima akan sama dengan reguler, karena proses yang diterapkan sama dengan pendidikan pada umumnya," aku Maskuri.

Sementara Bupati Malang Rendra Kresna menuturkan, sekolah terbuka online akan bisa menekan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa jenjang SMA sederajat.

Karena fakta yang terjadi, kata Rendra, masih rendahnya APK SMA sederajat terjadi karena beberapa hal. Misalnya, karena jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa, keluarga, sampai dengan siswa yang menekuni kegiatan tertentu seperti olahraga, kesenian, dan beragam kegiatan lainnya.

"Program ini sangat memiliki manfaat besar bagi pemerintah maupun masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Karena selama ini masih banyak kendala siswa untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Seperti persoalan jarak dan terbenturnya dengan kegiatan lain," tutur Rendra terpisah. 
continue reading SMAN 1 KEPANJEN ditunjuk sebagai penyedia sekolah terbuka via online

Purwatini S,Pd. , Seorang guru SMAN 1 KEPANJEN pengelola kantin kejujuran

Kiprah guru tidak hanya bisa ditunjukkan dengan berbagi ilmu di depan kelas semata. Tugas sebagai pendidik juga harus bisa menjadi contoh sekaligus dekat layaknya teman bagi siswanya. Seperti yang dilakukan Purwantini yang mengelola kantin kejujuran di SMAN 1 Kepanjen. Apa saja yang dilakukan guru yang tengah memasuki masa pensiun ini?
Suara bel tanda istirahat terdengar nyaring di halaman SMAN 1 kemarin siang (20/2). Sejurus kemudian, ratusan siswa terlihat berhamburan keluar dari kelasnya. Salah satu tempat favorit jujukan mereka tentu saja kantin sekolah. Tempat untuk njajan di sudut sekolah itu tidak ada penjaganya. Di bagian depan gazebo ada tulisan kantin kejujuran.
Ya, hanya terlihat deretan berbagai jenis kue dan snack di tempat tersebut. Ya, itulah tempat untuk menguji kejujuran siswa SMAN 1 Kepanjen setiap hari. Adalah Purwantini, sosok di belakang kantin kejujuran yang sudah enam tahun ini mendapat tugas untuk mengelolanya. ”Ya, setiap istirahat selalu ramai, tapi kadang meski ramai masih saja rugi. Namanya juga kantin kejujuran, ada yang jujur dan ada yang tidak,” katanya lantas terkekeh saat ditemui wartawan koran ini.
Purwantini menyatakan, kantin tersebut sudah ada sejak 2010. Kantin tersebut merupakan program pemerintah dan diberikan bantuan modal senilai Rp 7 juta. Dalam waktu tiga tahun, kantin tidak berkembang dan modalnya hanya tersisa Rp 191 ribu. ”Saya baru mengelolanya pada 2013, modalnya sudah habis. Sempat saya mengajukan untuk tidak dilanjutkan, tapi kepala sekolah memberikan semangat untuk melanjutkannya,” kenang dia.
Guru mata pelajaran PKn (pendidikan kewarganegaraan) tersebut lantas melibatkan para siswa dari OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) untuk membantu. Kebetulan program kantin kejujuran juga menjadi bagian dari OSIS. Purwantini mendorong para siswa untuk terus bersemangat. ”Saya ajak anak-anak diskusi untuk mengelola lagi, ternyata mereka bersemangat. Itu yang menjadi modal saya untuk terus membina,” jelasnya.
Meski sudah berjalan, tapi pertumbuhan kantin ini tidak bisa cepat. Sebab, beberapa kali juga mengalami kerugian karena pemasukan tidak terkontrol. Kadang ada siswa yang membeli, tapi tidak membayar. Namun, Purwantini tidak menyerah. ”Ya mau bagaimana lagi, itu sarana kami untuk memberikan pembelajaran kepada para siswa. Bahkan, ini sudah menjadi ikon sekolah. Itu yang membuat saya tetap bersemangat,” katanya.
Nenek satu cucu ini mengaku jika dalam posisi bagus, dalam sehari omzetnya bisa mencapai Rp 750 ribu. Tapi, tak jarang juga sampai rugi karena masih ada siswa yang tak jujur.
Untuk memberi penyadaran, setiap upacara, dia selalu mengumumkan pendapatan kantin kepada seluruh siswa. ”Setiap upacara saya laporkan, kalau untung ya senang. Tapi, kalau rugi itu ya susah, pengumuman  itu untuk menyadarkan siswa juga,” kata istri Budi Darmawan Susanto tersebut.
Kini Purwantini menjadikan kantin kejujuran sebagai sarana untuk memberikan pembelajaran kepada para siswa secara langsung. Apalagi di akhir masa jabatannya sebagai guru, paling tidak dia masih bisa memberikan manfaat dan mencetak siswa-siswi yang jujur. ”Ya sebentar lagi saya pensiun, semoga ini bisa menjadi pengabdian saya,” terangnya.
Namun, dia tidak pernah marah kepada siswanya yang bandel. Sebab, memang untuk mengubah kebiasaan itu tidak mudah. Tapi, paling tidak mereka sudah belajar jujur sejak dini. ”Semoga siswa-siswi ini bisa menjadi pemimpin bangsa yang jujur. Itu paling tidak awal dari adanya kantin kejujuran ini,” tandasnya.
continue reading Purwatini S,Pd. , Seorang guru SMAN 1 KEPANJEN pengelola kantin kejujuran

Senin, 26 November 2018

Siswa SMAN 1 KEPANJEN raih medali emas di korea

Anton Hendra Kusuma, pemuda asal Desa Kromengan, Kabupaten Malang berhasil meraih medali emas dalam kejuaraan Expo Science Asia 2018 di Korea Selatan. Kejuaraan yang berlangsung pada tanggal 17-23 Oktober 2018 lalu tersebut diselenggarakan oleh Inha Hwang.
Expo Science Asia 2018 diikuti oleh berbagai macam negara. Masing-masing perwakilan negara menunjukkan temuan mereka. Bagi yang mendapat perhatian tinggi, peserta akan mendapatkan medali emas. Salah satunya adalah Anton.
Awalnya Anton mengikuti kegiatan di Korea Selatan itu ketika dia mendapat bimbingan dan informasi dari gurunya di sekolah. Siswa kelas XII MIPA 7 SMA N 1 Kepanjen itu  kemudian membuat alat sejak Januari 2018 lalu. Sebelum mengikuti kejuaraan tersebut, dia harus mengikuti seleksi tingkat nasional terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lolos, dia pun diberangkatkan ke Korea Selatan.
Seperti yang dilansir dari laman Tribunjatim.com, Anton membuat sebuah alat yang terinspirasi dari tumbuhan Putri Malu pada saat kejuaraan itu berlangsung. Alat yang diciptakannya sangat bermanfaat untuk tanda awal ketika ada peristiwa bencana alam tornado. Anton menamai alat itu dengan Tornado Detector System.
“Saya meneliti analogi Putri Malu. Ketika disentuh daunnya kan mengatup. Lalu saya implementasikan analogi itu ke konsep alat Tornado Detector System,” ujar Anton.
Keitka dipamerkan, alat itu sangat menarik perhatian para juri dan tamu yang hadir. Anton menjelaskan cara kerja dari alatnya. Alat itu berguna untuk mendeteksi kecepatan angin yang datang. Ketika angin datang dengan kecepatan tinggi, maka secara otomatis detektor akan menutup. Hal itu menandakan adanya potensi terjadinya tornado.
“Dapat mengatup ketika terkena kecepatan angin bahaya, layaknya Putri Malu,” tegasnya.
Di samping itu, alat itu juga memaksimalkan konsep aerodinamik. Alatnya itu bahkan dikomentari ketua The International Movement for Leisure Activities in Science and Technology. Menurutnya alat tersebut bisa dikembangkan untuk kemajuan negara Indonesia.
Anton berharap, pengembangan alatnya nanti bisa dimanfaatkan menjadi PLTA. Jadi alatnya itu tidak sekadar untuk mendeteksi tornado semata.
“Keunikan dari alat saya karena analisa dan kedalaman penlitian. Selain itu juga kemampuan presentasi dalam bahasa inggris,” jelas Anton.
Anton berterima kasih terhadap semua pihak yang selama ini telah mendukungnya, terkhusus adalah kedua orangtuanya yang telah bekerja keras mengantarkan dia menjadi anak yang sukses.
Anton juga ingin, prestasi-prestasi dari anak negeri di kancah internasional bisa lebih banyak lagi ke depannya.
continue reading Siswa SMAN 1 KEPANJEN raih medali emas di korea

SMAN 1 KEPANJEN dan SMAN 1 LAWANG sabet piala bergilir bupati

Tim putri SMA N 1 Kepanjen A berhasil menjuarai Turnamen Bupati Cup dalam laga final yang digelar di GKB UM pada laga final yang digelar Minggu (18/10/2015).
Tim putra SMA N Lawang berhasil menjadi juara pertama setelah berhasil mengalahkan di partai final dengan skor telak 3-0. Sedangkan Juara Tim Putri berhasil diraih SMA N 1 Kepanjen A yang berhasil mengalahkan SMA N 1 Turen dengan Skor 45-11.
Juara 1 Turnamen Basket Bupati Cup berhak membawa hadiah uang pembinaan sebesar Rp 1 juta dan piala bergilir bupati untuk masing-masing tim putra putri. 
Sedangkan Juara 2 mendapat Rp  750 ribu, Juara 3 mendapat Rp  500 ribu dan Juara 4 mendapat Rp 350 ribu.

Selain itu, kejuaraan yang digelar pertama kali ini juga memberikan penghargaan kepada pemain dan pelatih terbaik. 
Pemain terbaik diperoleh Indi Ni'matur SMA N 1 Kepanjen dan Arif dari SMA N 1 Gondanglegi dan supporter terbaik diperoleh SMA N 1 Kepanjen
continue reading SMAN 1 KEPANJEN dan SMAN 1 LAWANG sabet piala bergilir bupati